Sebelum
kita membahas penyakit HIV AIDS dan Tanda-Tandanya terlebih dahulu kita
akan membahas mengenai apa itu HIV dan AIDS. Seringkali orang awam salah
pengertian dengan penyakit ini dan menganggap keduanya adalah sama. Namun
sebenarnya HIV dan AIDS adalah berbeda. Virus HIV “Human Immunodeficiency
Virus” hingga kini belum bisa
diobati, penderitanya hanya diberikan obat-obat penguat dan pereda tubuh. Orang
yang berisiko terkena HIV adalah jika sering melakukan seks tanpa pengaman
dengan lebih dari satu pasangan atau menggunakan obat-obat terlarang dengan
suntikan.
Apa
perbedaan antara HIV dan AIDS?
Penyakit HIV AIDS dan Tanda-Tandanya |
Sering
kali HIV/AIDS tertulis dan disebut sebagai satu istilah. Akan tetapi HIV dan AIDS mempunyai arti yang
berbeda. HIV
merupakan singkatan dari “Human Immunodeficiency Virus”. Virus ini
merupakan virus yang dapat menyebabkan AIDS. Jika anda terinfeksi HIV, anda
akan dikatakan sebagai HIV positif. HIV menyerang sistem kekebalan tubuh, yang
mana adalah pertahanan tubuh terhadap penyakit. Jika sistem kekebalan tubuh
seseorang telah dirusak oleh virus HIV ini, maka akan mengembangkan AIDS “Acquired
Immune Deficiency Syndrome”. Ini berarti mereka akan mendapatkan infeksi
dan penyakit yang mana tubuh mereka biasanya bisa melawan. Namun karena virus
ini menyerang sistem pertahanan tubuh maka biasanya tubuh sendiri melemah.
Apabila
dokter mendiagnosa pasien menderita HIV maka bukan berarti seseorang memiliki
AIDS atau mereka akan meninggal. Perawatan akan memperlambat kerusakan pada
sistem kekebalan tubuh sehingga orang dengan HIV dapat tetap baik, hidup sehat
dan memuaskan. HIV terdapat dalam cairan tubuh yaitu, darah, sperma (air mani),
cairan vagina dan air susu ibu. HIV hanya ditularkan kalau cairan tubuh
seseorang HIV positif masuk ke dalam aliran darah orang lain.
Berikut
adalah beberapa tanda-tanda bahwa mungkin seseorang positif terkena HIV, antara
lain:
1. Demam
Tinggi
Salah
satu tanda-tanda pertama ARS adalah demam ringan, sampai sekitar 39 derajat C
(102 derajat F). Demam sering disertai dengan gejala ringan lainnya seperti
kelelahan, pembengkakan pada kelenjar getah bening, dan sakit tenggorokan. "Pada
titik ini virus bergerak ke dalam aliran darah dan mulai mereplikasi dalam
jumlah besar. Sehingga akan ada reaksi inflamasi oleh sistem kekebalan
tubuh," kata Carlos Malvestutto, MD, instruktur penyakit menular dan
imunologi dari department of medicine di NYU School of Medicine, New York.
2. Pembengkakan
Kelenjar Getah Bening Pegal, Nyeri Otot Dan Sendi.
ARS
sering menyerupai gejala flu, mononucleosis, infeksi virus atau yang lain,
bahkan sifilis atau hepatitis. Hal tersebut memang tidak mengherankan. Banyak
gejala penyakit yang mirip bahkan sama, termasuk nyeri pada persendian dan
nyeri otot, serta pembengkakan kelenjar getah bening. Kelenjar getah bening
merupakan bagian dari sistem kekebalan tubuh dan cenderung akan meradang bila
ada infeksi. Kelenjar getah bening berada di pangkal paha leher ketiak, dan
lain-lain.
Gejala Dini HIV |
3. Kelelahan
yang Sangat
Respon
inflamasi yang dihasilkan oleh sistem kekebalan tubuh juga dapat menyebabkan
lelah dan lesu. Kelelahan dapat menjadi tanda awal dan tanda lanjutan dari HIV.
4.
Sakit Tenggorokan Dan Sakit Kepala
"Seperti
gejala penyakit lain, sakit tenggorokan, dan sakit kepala sering dapat
merupakan ARS," kata Dr. Horberg. Jika memiliki risiko tinggi HIV, maka
melakukan tes HIV adalah ide yang baik. Karena HIV paling menular pada tahap
awal.
5. Mual,
Muntah Dan Diare
Sekitar
30 %- 60 % dari orang dengan HIV memiliki gejala jangka pendek seperti mual,
muntah atau diare pada tahap awal HIV, kata Dr. Malvestutto. Gejala tersebut
juga dapat muncul sebagai akibat dari terapi antiretroviral, biasanya sebagai
akibat dari infeksi oportunistik. "Diare yang tak henti-hentinya dan tidak
merespon obat mungkin merupakan indikasi. Atau gejala dapat disebabkan oleh
organisme yang biasanya tidak terlihat pada orang dengan sistem kekebalan tubuh
yang baik," kata Dr. Horberg.
6. Timbul
Gejala Pneumonia
Pneumonia
merupakan salah satu infeksi oportunistik, sedangkan yang lainnya termasuk
toksoplasmosis, infeksi parasit yang mempengaruhi otak, cytomegalovirus, dan
infeksi jamur di rongga mulut.
7. Batuk
Kering Dan Penurunan Berat Badan
Batuk
dan penurunan berat badan juga mungkin pertanda infeksi serius yang disebabkan
oleh kuman yang tidak akan mengganggu jika sistem kekebalan tubuh bekerja
dengan baik. Batuk kering dapat merupakan tanda pertama seseorang terkena
infeksi HIV. Batuk tersebut dapat berlangsung selama 1 tahun dan terus semakin
parah. "Ada banyak infeksi oportunistik yang berbeda dan masing-masing
dapat datang dengan waktu yang berbeda," kata Dr. Malvestutto. "Jika
penderita HIV sudah kehilangan berat badan, berarti sistem kekebalan tubuh
biasanya sedang menurun," kata Dr. Malvestutto.
8. Keringat
Pada Malam Hari
Sekitar
setengah dari orang yang terinfeksi HIV akan berkeringat di malam hari selama
tahap awal infeksi HIV, kata Dr. Malvestutto. Keringat malam terjadi bahkan
saat tidak sedang melakukan aktivitas fisik apapun.
9.
Perubahan Pada Kuku Dan Infeksi Jamur
Tanda
lain dari infeksi HIV akhir adalah perubahan kuku, seperti membelah, penebalan
dan kuku yang melengkung, atau perubahan warna (hitam atau coklat berupa garis
vertikal maupun horizontal). Seringkali hal tersebut disebabkan infeksi jamur,
seperti kandida. "Pasien dengan sistem kekebalan yang menurun akan lebih
rentan terhadap infeksi jamur," kata Dr. Malvestutto. Infeksi jamur yang
umum pada tahap lanjut adalah thrush, infeksi mulut yang disebabkan oleh
Candida, yang merupakan suatu jenis jamur. "Candida merupakan jamur yang
sangat umum dan salah satu yang menyebabkan infeksi jamur pada wanita. "Candida
cenderung muncul di rongga mulut atau kerongkongan, sehingga akan sulit untuk
menelan," kata Dr. Malvestutto.
10.
Herpes Pada Mulut Dan Herpes Kelamin
Cold
sores (herpes mulut) dan herpes kelamin (herpes genital) dapat menjadi tanda
dari ARS dan stadium infeksi HIV. Herpes tersebut juga dapat menjadi faktor
risiko untuk tertular HIV. Karena herpes kelamin dapat menyebabkan borok yang
memudahkan virus HIV masuk ke dalam tubuh selama hubungan seksual. Orang-orang
yang terinfeksi HIV juga cenderung memiliki risiko tinggi terkena herpes karena
HIV melemahkan sistem kekebalan tubuh.
11. Menstruasi
Menjadi Tidak Teratur
Penyakit
HIV tahap lanjut tampaknya dapat meningkatkan risiko mengalami ketidakteraturan
menstruasi, seperti periode yang lebih sedikit dan lebih jarang. Perubahan
tersebut mungkin lebih berkaitan dengan penurunan berat badan dan kesehatan
yang buruk dari wanita dengan tahap akhir infeksi HIV. Infeksi HIV juga telah
dikaitkan dengan usia menopause yang lebih dini, yaitu sekitar 47-48 tahun bagi
perempuan yang terinfeksi HIV dibandingkan dengan perempuan yang tidak
terinfeksi sekitar usia 49-51 tahun.
0 komentar:
Posting Komentar